Subscribe:

Ads 468x60px

.

Monday, April 30, 2012

Esai MPBM

Ujian Esai Model Pembelajaran Berbasis Masalah
By Suheriyanto - UNESA Surabaya, 30 April 2012

A.     Soal.

1.      Hasil-hasil belajar siswa melalui pembelajaran berdasarkan masalah (h. 6-13).
a.      Tulislah sebuah tujuan pembelajaran higher-order thinking dalam bidang studi anda menggunakan format ABCD.
b.      Tulislah sebuah tujuan pembelajaran terkait perilaku-perilaku orang dewasa dalam bidang studi anda menggunakan format ABCD.
c.       Tulislah sebuah tujuan pembelajaran terkait keterampilan-keterampilan untuk pembelajaran mandiri dalam bidang studi anda menggunakan format ABCD.

2.      Situasi masalah untuk MPBM seharusnya otentik (h. 46). Buat satu contoh situasi masalah dalam bidang studi Anda yang cocok untuk MPK, yaitu lebih memiliki muatan prinsip-prinsip disiplin akademik dan ubahlah masalah itu menjadi masalah otentik yang cocok untuk MPBM (h. 46-51).
a.      Situasi masalah akademik.
b.      Situasi masalah otentik.

3.      Berfikir merupakan sebuah proses yang melibatkan operasi-operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran (h. 7). Buatlah masing-masing sebuah contoh penalaran induktif dan penalaran deduktif dalam bidang studi anda!

4.      Gambar 1.1 (h. 6) menunjukkan hasil-hasil belajar siswa melalui MPBM, berikan masing-masing tiga contoh indikator (bukan tujuan pembelajaran) dalam bidang studi anda untuk setiap hasil belajar itu (h. 14, 43-44)!
5.      Tunjukkan bahwa MPBM memperoleh dukungan teoretik dari karya John Dewey, Piaget, Vygotsky, dan Bruner. Ditulis dulu karya/ide/teori/pemikiran masing-masing pakar itu kemudian tunjukkan bagaimana karya/ide/teori/pemikiran itu diterapkan pada MPBM!

B.      Jawaban.
1.      Hasil-hasil belajar siswa melalui pembelajaran berdasarkan masalah (h. 6-13).
a.      Tujuan pembelajaran higher-order thinking:
Secara mandiri (C) Siswa (A) dapat menjelaskan cara mempercepat instalasi sistem operasi dalam sebuah laboratorium komputer (B) dalam waktu 10 menit sesuai dengan deskripsi materi bahan ajar (D).
b.      Tujuan pembelajaran terkait perilaku-perilaku orang dewasa:
Diberikan daftar periferal komputer (C) siswa (A) dapat menjelaskan kebutuhan spesifikasi komputer untuk wirausaha warnet (B) dalam waktu 15 menit sesuai daftar spesikasi komputer pada berbagai kebutuhan pengguna(D).
c.       Tujuan pembelajaran terkait keterampilan-keterampilan untuk pembelajaran mandiri:
Diberikan seperangkat komputer dengan sistem operasi bermasalah (C) siswa (A) dapat melakukan troubleshooting secara mandiri (B) dalam waktu 5 menit sesuai flowchart troubleshooting(D).

2.      Situasi masalah untuk MPBM seharusnya otentik (h. 46).
a.      Situasi masalah akademik:
Belajar tentang instalasi sistem operasi berbasis open source untuk suatu kantor.
b.      Situasi masalah otentik:
Sistem operasi yang paling umum digunakan di perkantoran pada umumnya adalah sistem operasi berbasis close source seperti Microsoft Windows 7.
Masalah:
Mengapa masyarakat pengguna komputer cenderung menggunakan sistem operasi close source yang umumnya bajakan?
Bagaimana dampak penerapan sistem operasi open source pada perkantoran?

3.      Berfikir merupakan sebuah proses yang melibatkan operasi-operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran (h. 7).
a.      Penalaran Induktif: (Khusus - Umum) Dari kasus-kasus muncul kesimpulan.
Kasus 1: Sebuah komputer tidak dapat dapat melakukan koneksi internet, setelah driver wifi diinstalasi maka komputer tersebut dapat melakukan koneksi internet.
Kasus 2: Sebuah komputer tidak dapat mencetak dokumen, setelah driver printer diinstalasi maka komputer tersebut dapat mencetak dokumen.
Kasus 3: Sebuah komputer tidak dapat melakukan presentasi dengan LCD Proyektor, setelah driver VGA diinstalasi maka komputer tersebut dapat melakukan presentasi melalui LCD Proyektor.
Kesimpulan: Periferal-periferal suatu komputer dapat melakukan pekerjaannya dengan baik apabila driver-drivernya telah ada dalam sistem operasi komputer.
b.      Penalaran Deduktif: (Umum - Khusus). Teori untuk memecahkan suatu permasalah.
Teori: Periferal-periferal suatu komputer dapat melakukan pekerjaannya dengan baik apabila driver-drivernya telah ada dalam sistem operasi komputer.
Kasus 1:  Sebuah komputer tidak dapat melakukan koneksi internet. Kemungkinan permasalahannya adalah driver wifi belum diinstalasi, tidak ada koneksi internet, atau aplikasi browsernya tidak ada.
Kasus 2: Sebuah komputer tidak dapat mencetak dokumen. Kemungkinan permasalahan adalah driver printer belum diinstalasi, konektor atau kabel data tidak normal, atau printer belum diberi daya listrik.
Kasus 3: Sebuah komputer tidak dapat melakukan presentasi dengan LCD Proyektor. Kemungkinan permasalah adalah driver VGA belum diinstalasi, konektor atau kabel data belum terhubung dengan baik, tombol fungsi presentasi belum diaktifkan.

4.      Gambar 1.1 (h. 6) menunjukkan hasil-hasil belajar siswa melalui MPBM. Contoh indikator:
a.      Keterampilan-keterampilan inkuiri:
1)      Berfikir kritis terhadap kurangnya minat pengguna terhadap opensource.
2)      Mengidentifikasi sifat-sifat masyarakat pengguna opensource dan closesource.
3)      Menghasilkan rancangan jaringan komputer pada suatu kantor.
b.      Perilaku-perilaku peran orang dewasa:
1)      Bekerja sama dalam kelompok membahas rancangan jaringan komputer sekolah.
2)      Memaparkan secara tertulis hasil diskusi tentang spesifikasi yang tepat bagi komputer multimedia.
3)      Menyatakan ide-ide dengan jelas selama bertukar pendapat tentang spesifikasi komputer yang ideal untuk pekerjaan kantor.
c.       Keterampilan-keterampilan untuk pembelajaran mandiri:
1)      Menggunakan alat ukur yang sesuai dalam perbaikan jaringan komputer.
2)      Membuat jaringan komputer pada suatu laboratorium.
3)      Menemukan kesalahan dari kegagalan koneksi dalam jaringan komputer.

5.      MPBM memperoleh dukungan teoretik dari karya John Dewey, Piaget, Vygotsky, dan Bruner.
Karya:
a.      John Dewey:
Democracy and Education, 1916.
“Sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah”.
b.      Piaget:
Perspektif kognitif-konstruktivis.
“Anak-anak lahir membawa potensi rasa ingin tahu dan secara terus-menerus berusaha keras memahami dunia sekitar. Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka untuk aktif membangun gambaran-gambaran dalam benak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Setiap siswa dalam usia berapa pun secara aktif terlibat dalam proses pemerolehan informasi dan pengkonstruksian”.
c.       Vygotsky:
Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development).
“Interaksi sosial dengan orang lain memacu perkembangan ide-ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual. Dengan tantangan dan bantuan yang sesuai, siswa bergerak ke zona perkembangan terdekat tempat terjadinya pengalaman baru”.
d.      Bruner:
Pembelajaran penemuan (discovery learning).
“Berpusat pada siswa dan menekankan pada pengalaman-pengalaman aktif. Siswa menemukan ide mereka sendiri dan memaknainya sendiri. Penekanan pada penalaran induktif dan proses-proses inkuiri metode ilmiah. Guru menggunakan discrepant event untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Scaffolding dari guru atau ahli membantu siswa menyelesaikan masalah yang melampaui tingkat perkembangannya”.


Penerapan dalam MPBM:
a.      John Dewey:
Guru membuat kelompok yang heterogen, memberi siswa tugas diskusi tentang suatu tema, kemudian meminta mereka untuk berusaha merumuskan dan menyelesaikan permasalahan. Tema yang dapat diangkat dapat berupa permasalahan sosial misalnya “Setiap siswa dituntut banyak membaca” atau permasalahan ilmiah seperti “Terik matahari dapat menguapkan air di darat atau di laut”.
b.      Piaget:
Siswa diberikan demonstrasi tentang aplikasi hukum ohm dalam suatu rangkaian listrik sederhana. Setelah selesai, guru mempersilahkan siswa untuk melakukan eksperimen secara mandiri berkelompok. Untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, guru memerintahkan siswa untuk memodifikasi rangkaian, seperti merubah tahanan, sumber daya, maupun beban lampu. Di akhir, guru meminta siswa membuat kesimpulan dan membandingkan dengan kesimpulan dari guru. Guru perlu memberikan penalaran deduktif dengan memberikan permasalahan seputar kesimpulan yang dibangun siswa.
c.       Vygotsky:
Guru memberi tugas yang sedikit agak sulit (diatas tingkatan siswa saat ini) setelah pembelajaran di kelas selesai untuk dikerjakan dirumah. Tugas tersebut memungkinkan siswa untuk berdiskusi dengan orang tua, teman, atau orang lain. Pada pertemuan berikutnya hasil tersebut dibahas setelah ada beberapa siswa yang diminta mempresentasikan tugasnya.
d.      Bruner:
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat karya yang kreatif dan inovatif, seperti alat penghemat beban listrik. Guru dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang dapat memancing kreatifitas tersebut. Proses perencanaan  hingga pembuatan laporan dikerjakan oleh siswa sendiri atau berkelompok dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

Sumber: Link

2 komentar:

Cahbby said...

sip pak..
ajari aq buat blog yw.. hehehe

Suheriyanto said...

Asal serius, satu jam langsung bisa mandiri.