MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (MPBM) – PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI).
Oleh: Suheriyanto, S.Pd. - Guru SMK Negeri 2 Tarakan - Surabaya, 12 April 2012
Sumber: Buku Model Pembelajaran Berbasis Masalah oleh Prof. Dr. Mohammad Nur - UNESA. 2011
MENU UTAMA
A. Ciri Khas Pembelajaran Berbasis Masalah.B. Keterampilan Berfikir Dan Pemecahan Masalah.
N. Pertanyaan.
A. Ciri Khas Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) – Problem Based Instruction (PBI) untuk menumbuhkan dan mengembangkan berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, mencakup belajar bagaimana belajar. Nama lain: Project Based Teaching, Authentic Learning, dan Anchored Instruction.
Peran guru:
1. Menyodorkan masalah-masalah otentik.
2. Menfasilitasi penyelidikan siswa.
3. Mendukung pembelajaran siswa.
Ciri-ciri Khas:
1. Mengajukan pertanyaan atau masalah.
2. Berfokus pada interdisiplin.
3. Penyelidikan Otentik.
4. Menghasilkan Karya Nyata dan Memamerkan.
5. Kolaborasi.
PBM dirancang untuk membantu siswa untuk (tujuan) :
1. Mengembangkan keterampilan berfikir, pemecahan masalah, dan intelektual.
2. Belajar peran-peran orang dewasa dengan menghayati peran-peran itu melalui situasi-situasi nyata atau yang disimulasikan.
3. Menjadi mandiri atau siswa otonom.
B. Keterampilan Berfikir Dan Pemecahan Masalah
Berfikir tingkat tinggi menurut Laurent Resnick (1987):
1. Bersifat nonalgoritmik yaitu urutan tindakan tidak dapat sepenuhnya ditetapkan terlebih dahulu.
2. Cenderung kompleks.
3. Menghasilkan multi solusi dengan kelebihan dan kekurangannya.
4. Pertimbangannya seksama dan interpretasi.
5. Penerapannya multi kriteria, sehingga sering muncul konflik kriteria.
6. Sering melibatkan ketidakpastian.
7. Melibatkan pengaturan diri dalam prosees berpikir.
8. Menggali makna dan menemukan pola dalam ketidakteraturan.
9. Upaya mental yang besar dan kerja keras.
Keterampilan berfikir ini tidak dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan atau ide-ide konkret.
C. Pemodelan Peran Orang Dewasa
PBM membantu siswa berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang biasa dilalukan oleh orang dewasa. PBM berusaha membantu siswa menjadi mandiri dan mampu mengatur dirinya sendiri (self regulated learner).
Resnick (1987). Fitur-fitur PBM:
1. Mendorong terjadinya kolaborasi dan penyelesaian tugas bersama.
2. Memiliki elemen pemagangan.
3. Melibatkan siswa dalam penyelidikan yang dipilih sendiri.
Yazdani (2002), Ciri-ciri PBM:
1. Berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator atau pembimbing.
2. Belajar melalui konten.
Yardani (2002). PBM bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan-pengetahuan dasar, keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap.
D. Dukungan Teoritis Dan Empiris
3 aliran utama pemikiran sebagai dukungan teoritis dan empiris adalah:
1. Dewey dan kelas berorientasi masalah. Dalam Democracy and Education (1916), sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah. Pembelajaran seharusnya lebih bermakna dan tidak abstrak.
2. Piaget, Vygotsky, dan konstruktivisme.Interaksi sosial dengan orang lain memacu perkembangan ide-ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual. Dengan tantangan dan bantuan yang sesuai, siswa bergerak ke zona perkembangan terdekat tempat terjadinya pengalaman baru.
3. Bruner dan pembelajaran penemuan (discovery learning). Berpusat pada siswa dan menekankan pada pengalaman-pengalaman aktif. Siswa menemukan ide mereka sendiri dan memaknainya sendiri. Penekanan pada penalaran induktif dan proses-proses inkuiri metode ilmiah. Guru menggunakan discrepant event untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Scaffolding dari guru atau ahli membantu siswa menyelesaikan masalah yang melampaui tingkat perkembangannya.
E. Ikhtisar Penelitian
Pembelajaran Berbasis Masalah menurut hasil penelitian adalah:
1. Meta analisis Bredderman. Penggunaan sains berorientasi proses dan kegiatan, meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua variabel kecuali perkembangan berfikir logis. Pengaruh terbesar pada daerah pemahaman metode ilmiah, inteligensi, dan kreatifitas.
2. Meta analisis Albanese dan Mitchel. Mahasiswa yang dilatih dengan metode-metode pembelajaran berdasarkan masalah berkinerja lebih baik dalam ujian-ujian pada bidang klinis dibandingkan dengan mahasiswa yang dilatih dengan metode-motode konvensional. Model-model pembelajaran yang sesuai perlu dirancang untuk menuntaskan tujuan-tujuan pembelajaran tertentu, sehingga guru harus memiliki koleksi model-model pembelajaran untuk pembelajaran multi tujuan.
F. Keuntungan Dan Keterbatasan PBM
Keuntungan PBM oleh Yarzani (2002):
1. Menekankan pada makna, bukan fakta.
2. Meningkatkan pengarahan diri.
3. Pemahaman lebih tinggi dan perkembangan keterampilan lebih baik.
4. Keterampilan-keterampilan interpersonal dan kerja tim.
5. Sikap memotivasi diri sendiri.
6. Hubungan tutor-mahasiswa lebih menyenangkan.
7. Tingkat pembelajaran dengan skor lebih baik.
Keterbatasan PBM oleh Yarzani (2002) terletak pada:
1. Hasil belajar akademik siswa.
2. Jumlah waktu implementasi.
3. Perubahan peran siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
4. Perumusan masalah yang sesuai.
5. Asesmen yang valid atas program dan pembelajaran siswa.
G. Perbandingan Project dan Problem Based Learning
Perbandingan kedua model pembelajaran ini adalah:
1. Dua-duanya merupakan strategi pembelajaran berpusat pada mahasiswa yang melibatkan mahasiswa dalam tugas-tugas nyata untuk memperkaya pembelajaran.
2. Project Based Learning. Mahasiswa meneliti topik, merancang sebuah model dan mempresentasikan hasilnya.
3. Problem Based Learning. Mahasiswa diberi sebuah masalah dalam format studi kasus dan diharapkan meneliti secara lebih mendalam dan kadang-kadang menemukan simpulan sendiri.
H. Perencanaan PBM
PBM bersifat interaktif sehingga memerlukan sebanyak atau bahkan lebih banyak perencanaan dibandingkan dengan model-model yang berpusat pada guru.
Perencanaan PBM meliputi 3 hal yaitu menentukan tujuan, merancang situasi masalah yang sesuai, dan mengorganisasikan sumberdaya dan merencanakan logistik.
1. Menentukan tujuan.
Tujuan pembelajaran umum atau khusus ditetapkan terlebih dahulu sehingga guru dapat mengkomunikasikannya kelak kepada siswa.
Kata-kata kerja yang merupakan proses-proses kognitif untuk tujuan pembelajaran dapat menggunakan Taxonomi Bloom.
Contoh: Siswa dapat menghasilkan sebuah rancangan untuk tempat pembuangan sampah di sekolah.
2. Merancang situasi masalah yang sesuai.
Beberapa guru PBM lebih suka memberi keleluasaan kepada siswa dalam memilih masalah yang akan diteliti karena hal ini akan meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik adalah otentik, terdefinisi tidak ketat bernuansa teka-teki, bermakna dan sesuai perkembangan siswa, cakupannya luas dan konsisten dengan tujuan kurikulum, dan terbuka untuk kolaborasi dan menguntungkan bagi upaya kelompok.
3. Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistik.
Hampir setiap saat, guru PBM akan bertanggung jawab atas tersedianya pasokan bahan dan sumber daya yang digunakan. Proyek-proyek yang memerlukan penyelidikan di luar sekolah atau kolaborasi menghadapkan tantangan-tantangan khusus bagi guru PBM.
I. Pelaksanaan PBM
Sintak pelaksanaan PBM ada 5 fase atau tahap yaitu:
1. Mengorientasikan siswa pada masalah. Pada prinsipnya sama seperti model lain, guru mengkomunikasikan secara jelas tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan apa-apa yang akan dilakukan siswa, serta menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran itu.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.
a. Kelompok-kelompok belajar. Pembentukan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Komposisi kelompok dibentuk secara sukarela oleh guru namun sebaiknya heterogen dan guru harus memberi alasan itu.
b. Perencanaan kooperatif. Guru dan siswa menentukan subtopik-subtopik spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal pelaksanaan. Kesemua kegiatan tersebut dapat dibuat dalam bentuk Gantt chart.
3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi.
a. Pengumpulan data dan eksperimen. Guru mendorong rasa ingin tahu siswa melalui pengumpulan data dengan pengamatan/ eksperimen hingga sepenuhnya memahami dimensi-dimensi situasi masalah.
b. Perumusan dan menguji hipotesis serta memberi solusi. Tahap ini siswa menawarkan penjelasan dan guru memberi respon positif dan bila perlu memberikan scaffolding lebih intensif atas masalah itu.
4. Mengembangkan dan presentasi hasil. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai dengan laporan, rekaman video dan model, serta membantu berbagi karya.
5. Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.
J. Pengelolaan Lingkungan Belajar
Hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan belajar:
1. Menangani situasi-situasi multitugas. Siswa perlu dilatih bekerja secara mandiri maupun berkelompok dan guru juga memonitor kemajuan siswa.
2. Pengaturan laju penyelesaian tugas yang berbeda. Guru perlu menangani siswa yang lambat kinerjanya dengan memberi tambahan tugas atau waktu belajar, hingga seluruh siswa menyelesaikan materi bersama-sama.
3. Memonitor dan mengelola kerja siswa. Guru dapat menggunakan format proyek siswa untuk monitoring secara tertulis.
4. Mengelola alat dan bahan. Guru yang efektif harus mengembangkan prosedur pengaturan, penyimpanan, dan pendistribusian alat dan bahan. Guru juga dapat meminta siswa untuk membantunya.
5. Mengatur perpindahan dan perilaku siswa di luar kelas. Guru harus memastikan siswa memahami prosedur yang berlaku di sekolah saat pindah ruang atau penggunaan fasilitas sekolah di luar kelas. Guru juga harus menegakkan aturan dan prosedur rutin untuk mengendalikan perilaku siswa ketika mereka mengadakan penyelidikan di masyarakat.
K. Asesmen Dan Evaluasi
Prosedur asesmen PBM lebih baik dengan menggunakan asesmen kinerja, asesmen otentik, atau portofolio bukan paper and pencil. Guru dapat menggunakan checklist, rating scale, dan rubrik.
Asesmen yang dapat dilakukan pada PBM antara lain:
1. Asesmen pemahaman.
2. Asesmen otentik.
3. Asesmen peran-peran dan situasi-situasi orang dewasa.
4. Asesmen potensi belajar.
5. Asesmen upaya kelompok.
L. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam asesmen PBM:
1. Prosedur asesmen PBM harus selalu disesuaikan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai model itu, dan penting bagi guru untuk mengumpulkan informasi asesmen yang valid dan reliabel.
2. Prosedur asesmen kinerja umumnya merupakan asesmen yang paling cocok digunakan untuk PBM.
3. Asesmen kinerja dapat digunakan untuk mengukur kinerja pemecahan masalah disamping pengetahuan konten.
4. Asesmen PBM mungkin akan cenderung mengasesmen pemahaman peran-peran orang dewasa.
5. Asesmen kinerja dan upaya kelompok juga merupakan pertimbangan bagi para guru ketika menggunakan PBM.
Contoh hasil PBM: karya kerajinan, kumpulan cerita dongeng, video, syair, laporan ilmiah, editorial, iklan, dan lain-lain.
M. Pemikiran Final
Akhir-akhir ini minat pada PBM sangat luas dan antusiasme guru serta siswa begitu besar. Model ini menyediakan sebuah alternatif yang menarik bagi guru yang menginginkan maju melebihi pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru untuk menantang siswa dengan aspek pembelajaran aktif dari model itu.
Hambatan yang perlu diatasi, banyak sekolah yang tidak kondusif untuk pendekatan-pendekatan berdasarkan masalah, seperti perpustakaan dan teknologi yang kurang mendukung, juga waktu belajar yang relatif singkat.
Di Amerika, nasib PBM tidak akan lebih baik daripada kurikulum hand-on atau process-oriented tahun 1960-an dan 1970-an.
N. Pertanyaan
1. Bagaimana peran guru dalam PBM?
Halaman: 2
Jawaban:
Peran guru dalam PBM adalah menyodorkan masalah-masalah otentik, menfasilitasi penyelidikan siswa, dan mendukung pembelajaran siswa.
2. Apakah PBM dapat dilakukan pada seluruh jenjang pendidikan atau lebih tepat pada jenjang pendidikan tertentu saja? Berikan alasan!
Halaman: 1
3. Bagaimana filosofi PBM menurut Dewey?
Halaman: 20
Jawaban:
Pandangan Dewey dalam Democracy and Education (1916), bahwa sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan nyata dan pemecahan masalah.
4. Salah satu keterbatasan PBM adalah banyaknya waktu yang diperlukan dalam implementasinya, bagaimana mensikapi permasalahan ini?
Halaman: 35
5. Bagaimana kuantitas perencanaan PBM?
Halaman: 42
Jawaban:
PBM bersifat interaktif, sehingga PBM memerlukan sebanyak atau bahkan lebih banyak perencanaan dibandingkan dengan model-model yang lebih berpusat pada guru.
6. Dalam PBM, guru dapat melibatkan siswa untuk ikut membantu guru dalam mengorganisasikan sumber daya yang sangat banyak sekali, apakah hal ini tidak mengganggu belajar siswa yang seharusnya serius dengan belajarnya, apakah sebaiknya menggunakan jasa orang lain selain siswa dan guru? Bagaimana solusi anda?
Halaman: 52
7. Bagaimana guru membentuk suatu kelompok penyelidikan?
Halaman: 61
Jawaban:
Kelompok-kelompok penyelidikan dapat dibentuk secara sukarela berdasarkan pada pola-pola persahabatan siswa atau sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan kognitif, sosial, atau jenis kelamin.
8. Dalam PBM dengan pembentukan kempok belajar pembuatan proyek, apakah siswa-siswa tersebut bekerja di dalam kelas, di luar kelas atau kedua-duanya, serta bagaimana guru cara memonitor kinerja mereka? Berikan alasan!
Halaman: 58
9. Bagaimana kecenderungan asesmen PBM?
Halaman: 77
Jawaban:
Asesmen PBM tidak menggunakan asesmen paper and pencil, namun kecenderungannya menggunakan asesmen kinerja, memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan bila dihadapkan pada situasi-situasi masalah nyata.
10. Bagaimana pemerintah, sekolah atau guru seharusnya memberi porsi model PBM lebih banyak dibanding model pembelajaran yang lain, mengingat hasil belajar model ini sangat baik bagi perkembangan kognitif dan psikomotorik siswa?
Halaman: 90
Selesai
Terima Kasih.
Sumber: Link.
2 komentar:
pak kalo mau beli bukunya itu dimana ya? apakah harus ke Unesa?
Pa klo mau beli bukux dmn ??
Post a Comment